KONTEN

OBAT TRADISIONAL OLEH INTEN VUSPITA, 14026030, JURUSAN BAHASA INDONESIA, PRODI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN, UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KONTEN

OBAT TRADISIONAL OLEH INTEN VUSPITA, 1402603, JURUSAN BAHASA INDONESIA, PRODI ILMU INFORMASI PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN, UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Minggu, 07 Juni 2015

Indonesia Tuan Rumah Obat Herbal Dunia

Oleh: Saur Costanius Simamora

Orang pintar pasti minum “Tolak Angin”
Mungkin slogan iklan ini pernah atau sering kita dengar di media televisi. Iklan ini seakan-akan menancap kuat di pikiran masyarakat bahwa citra tolak angin adalah obat  pilihan bagi orang pintar di Indonesia. Menurut saya para pengiklan berhasil menyampaikan pesannya.
Mengapa berhasil?
Karena pesannya menjadi tren masa kini, yaitu “ingin sehat? gunakan obat alami”. Pesan ini mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan obat alami dan perubahan cara pandang (mindset) akan kesehatan diri. Demi menjaga kesehatan diri, masyarakat yang maju dan cerdas akan memilih obat-obatan alami untuk mengobati dirinya dan selektif dalam penggunaan obat-obatan berbahan kimia.
Mungkin bahasa yang populernya adalah back to nature
Seiring dengan perkembangan tren back to nature yang kini merebak di dunia, pengobatan alternatif yang mempergunakan ramuan alami, ternyata juga menjadi salah satu tren dalam dunia pengobatan. Slogan back to nature, kembali ke alam, bisa dibilang menjadi semboyan masyarakat modern masa kini. Masyarakat modern yang sangat merindukan segala sesuatu yang selaras, seimbang dan harmoni yang dapat diberikan oleh alam.
Sebagai masyarakat yang tinggal di perkotaan, ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan sistem kekebalan atau daya tahan tubuh kita terganggu, antara lain mengalami stress atau tekanan kejiwaan, kurang gizi karena pola makan tidak teratur, kurangnya olahraga, terlalu lelah, perubahan cuaca atau iklim serta polusi udara. Salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan tubuh kita, yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan herbal karena dapat meningkatkan sel imun dalam tubuh serta mempercepat penyembuhan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jika kita melihat dan mendengar banyaknya iklan baik di media cetak seperti majalah, koran, maupun media visual seperti radio dan televisi, banyak yang membahas mengenai pengobatan herbal. Pengobatan herbal saat ini ternyata tidak hanya diminati oleh masyarakat pedesaan, tetapi juga oleh kalangan menengah ke atas perkotaan, ilmuwan serta kalangan medis. Pengobatan herbal bisa dibilang menjadi semacam tren di tengah masyarakat yang selama ini lebih banyak mengandalkan sistem pengobatan modern yang menekankan pada kecanggihan teknologi dan senyawa kimiawi.
Di Indonesia, penggunaan obat herbal yang selama ini lebih dikenal sebagai jamu telah mendapat ijin dari Depkes melalui BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Obat herbal terbagi atas tiga jenis yaitu, jamu tradisional warisan nenek moyang, jamu yang dikembangkan berdasarkan referensi, obat herbal terstandar (OHT) dan fitomarmaka. Bahkan obat herbal, fitofarmaka, saat ini bisa dibilang konsepnya tidak berbeda dengan obat modern karena merupakan obat yang berasal dari tanaman dan telah melalui proses uji klinis dan uji pra klinis, persyaratan formal produk pengobatan. Hal ini semakin menyakinkan masyarakat bahwa obat herbal adalah aman, mudah dan berkhasiat bagi kesehatan.
Obat herbal sebenarnya telah meluas dipraktekkan oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Masyarakat hingga kini terus melestarikannya sebagai salah satu warisan budaya dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan bangsa Indonesia, dan untuk dapat dipakai dalam sistem pelayanan kesehatan.
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan daerah, masing-masing memiliki keanekaragaman obat-obatan herbal. Keanekaragaman obat-obatan herbal itu sendiri terbuat dari tanaman obat yang asli berasal dari Indonesia. Sebagai informasi, Indonesia memiliki kurang lebih 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya adalah tumbuhan berkhasiat obat. Keanekaragaman tanaman obat, merupakan potensi yang sangat bagus untuk pasar obat herbal, mengingat potensi kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah.
Potensi yang amat besar dari negeri kita ini, sebenarnya mulai membuat banyak pihak ingin meneliti dan memanfaatkan bahan-bahan alami dari tanaman obat herbal. Upaya-upaya ini, selain melestarikan warisan budaya nenek moyang kita, juga akan menggali berbagai faedah yang ada di dalam kekayaan alami kita sendiri, yang selama ini belum kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Pengembangan obat tradisional herbal memang patut mendapatkan perhatian yang lebih besar, bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi juga karena adanya aspek bisnis yaitu peningkatan permintaan pasar akan bahan baku obat-obat tradisional herbal untuk memenuhi kebutuhan domestik, ataupun internasional. Lihat saja negara Korea Selatan, mereka mendapat julukan negara “Ginseng” yang terkenal di seluruh dunia, padahal luas dari negara tersebut lebih kecil dari pulau Jawa. Intinya, mereka mampu menangkap peluang bisnis dari bisnis obat ginseng.
Dari data BPOM, Indonesia memiliki tanaman obat herbal unggulan yang dinilai layak untuk dikembangkan atau diproduksi lebih lanjut. Tanaman-tanaman obat unggulan ini memiliki keunggulan ditinjau dari segi harga, teknis dan permintaan pasar. Obat-obatan herbal memiliki potensi yang menjanjikan bagi sejumlah pengusaha yang hendak bergerak dalam bidang industri obat-obatan. Keberhasilan industri obat-obatan jika menangkap peluang ini, tentu saja juga akan berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Salah satu contoh keberhasilan dalam bisnis obat-obatan herbal, yaitu yang dilakukan oleh CEO Irwan Hidayat, dari PT Sido Muncul. Perusahaan ini merambah pasar global dengan obat-obatan herbal Indonesia, ini luar biasa. Hal ini menurut saya patut diapresiasi dan diacungi jempol. Keberanian untuk merambah pasar global hendaknya mendapat dukungan dari pemerintah serta patut ditiru oleh perusahaan-perusahaan obat herbal yang lain. Bahwa Indonesia tidak hanya jagoan di rumahnya sendiri, tetapi menjadi tuan rumah herbal yang diperhitungkan di dunia.
Indonesia dapat berhasil menjadi tuan rumah obat herbal di dunia. Kita memiliki potensi itu. Oleh sebab itu diperlukan usaha berkesinambungan antara penelitian yang dilaksanakan oleh lembaga penelitian pemerintah dan perguruan tinggi, edukasi berkelanjutan pada masyarakat, dan dukungan konsisten dari pemerintah terhadap perusahaan obat-obatan herbal yang hendak merambah pasar global, baik itu usaha besar maupun usaha kecil menengah. Usaha yang konsisten ini perlu dilakukan untuk menjadikan Indonesia tuan rumah dari pengobatan herbal yang mendunia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar